Dasa kacangan, kecamatan andong ,kabupaten boyolali

Balai Desa Kacangan

Balai Desa Kacangan sering digunakan untuk pertemuan dan rapat anggota.

FKPM

Forum Kemitraan Polisi Masyarakat

Pasar Kacangan

Pasar Terbesar di Kecamaatan Andong

Senin, 29 Juni 2015

KEKERINGAN BOYOLALI

 
Air Bendung Andong Menyusut, 200 Hektare Sawah Tak Teraliri

Kekeringan Boyolali sudah mulai tampak dengan semakin menyusutnya air di Bendung Andong. 
Solopos.com, BOYOLALI—Sekitar 200 Hektare lahan persawahan di empat desa di Kecamatan Andong tidak teraliri akibat menyusutnya debit air bendung Andong di Kecamatan Andong, Boyolali.
Petugas lapangan UPTD PU Kecamatan Andong, Ahyani, mengatakan hingga Rabu (24/6/2015), debit air di bendung Andong sudah sampai pada batas minimal sehingga tidak dapat dibuka untuk dialirkan ke sawah-sawah. Distribusi aliran air melalui saluran irigasi hanya meng-cover areal persawahan berjarak maksimal 300 meter dari bangunan bendung, selebihnya kering.
Pantauan solopos.com pada Rabu (24/6/2015) siang, ketinggian atau elevasi air di bendung Andong telah menyusut di bawah batas minimal sehingga tidak dapat untuk didistribusikan. Guguran dedaunan kering mengapung, hampir menutupi permukaan. Warna air mulai menghitam dan keruh, bercampur dengan endapan lumpur di bawahnya.
Ahyani menjelaskan daerah irigasi (DI) bendung Andong mencakup 200 an hektare lahan persawahan di empat desa di Kecamatan Andong, yakni Desa Andong, Beji, Mojo, dan Kacangan. Menurutnya, lahan pertanian di seputaran kawasan Kacangan dan Andong merupakan daerah yang akan terkena dampak kekeringan terparah. Jumlah sumur pantek di kedua desa tersebut terbatas. Sebagai akibatnya, banyak lahan yang sengaja diberokan oleh pemiliknya.
Salah seorang petani Desa Andong, Amiri, 47, mengatakan air mengering sudah lebih dari satu pekan terakhir. Dia dan sejumlah petani lainnya sementara ini masih dapat mengandalkan sisa aliran air dari Sungai Andong yang masih mengalir meski tidak maksimal. Dia mengaku baru saja selesai panen dan telah menanami 1.250 meter persegi lahannya dengan komoditas palawija tanaman kacang.
“Sebagian ada yang diberokan, sebagian ada yang ditanami palawija, tergantung lokasinya. Pemenuhan kebutuhan air iya nyedot dari aliran sungai Andong. Kalau sungai susut, mengandalkan air dari sumur pantek, tapi itupun juga terbatas,” kata dia saat dijumpai solopos.com di tepian aliran irigasi, Rabu.

sumber : ilustrasi (JIBI/dok)
Kamis, 25 Juni 2015 05:30 WIB | (Kharisma Dhita Retnosari/JIBI/Solopos) |

Rabu, 22 April 2015

RElOKASI PASAR KACANGAN

RELOKASI PASAR
Pedagang Pasar Kacangan Boyolali Tuntut Pembangunan Jalan dan Terminal


Kondisi Pasar Kacangan, Andong, Rabu (22/4/2015). Pemerintah berencana membangun pasar dan merelokasi pedagang di lokasi pasar darurat yang tak jauh dari lokasi saat ini
Relokasi pasar Kacangan akan direalisasikan. Pedagang menuntut pembangunan akses jalan lingkar dan terminal.
Solopos.com, BOYOLALI — Sejumlah pedagang di Pasar Kacangan, Andong, menuntut pemerintah merealisasikan pembangunan akses jalan lingkar dan terminal di lokasi Pasar darurat Kacangan sebagai syarat relokasi. Rencananya, Pasar darurat didirikan di atas tanah kas Desa Kacangan, Boyolali.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kacangan, Hadi Suparman, 58, mengatakan pedagang tidak keberatan seandainya benar-benar direlokasi. Namun, pedagang hanya bersedia direlokasi jika pemerintah memenuhi tuntutan pedagang untuk akses jalan lingkar kampung Kacangan-jalan raya Kacangan beserta terminal di dekat lokasi Pasar darurat.
“Lokasi Pasar darurat yang direkomendasikan ke kami itu sepi. Lokasinya di tengah-tengah sawah dan sudah jauh masuk kampung [Kacangan]. Kami mau akses jalan dilebarkan dan dibangun terminal di samping pasar. Kalau ada terminal kan otomatis ada yang singgah di sana,” ungkap dia, saat ditemui Solopos.com di kiosnya, Rabu (22/4/2014).
Seorang pedagang buah Pasar Kacangan, Slamet, 38, menambahkan pedagang terancam gulung tikar apabila tidak ada akses jalan lebar di lokasi pasar darurat.
“Lokasi pasar yang baru nanti kan di tengah sawah. Yang namanya pasar kan enggak hanya warga sekitar saja yang datang berbelanja, tapi juga warga yang istilahnya cuma lewat, lalu mampir,” kata dia saat ditemui Solopos.com di kios buahnya, Rabu (22/4/2015).
Hal berbeda disampaikan oleh pedagang pakaian, Tantowi, 55. Tantowi mengatakan pasrah harus direlokasi. Menurut dia, ada dua lokasi yang menjadi alternatif pendirian pasar baru, yakni tanah kas desa Kacangan yang berjarak sekitar 500 meter dari Pasar Kacangan lama, dan tanah lapangan di samping Kantor Kecamatan Andong, Boyolali.
“Lokasi pasar yang baru juga belum tentu yang berada di tengah Desa Kacangan, meski kelihatannya memang yang di atas tanah kas desa yang nantinya akan dipilih jadi lokasi pasar darurat. Lahannya lebih luas yang di tanah kas desa,” urai dia.
Sosialisasi
Kasi Pembangunan Kecamatan Andong, Samsul Arifin, mengatakan pada sosialisasi rencana relokasi dan pembangunan Pasar Kacangan di Aula Kantor Kecamatan Andong pada Januari 2015 lalu baru sebatas sosialisasi dan penampungan aspirasi pedagang Pasar Kacangan yang direlokasi.
“Belum sampai pada detail anggaran dan lain sebagainya, karena detail engineering design [DED] juga belum ada. Aspirasi dan usulan pedagang kami tampung saat sosialisasi tersebut,” kata dia, saat dijumpai Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (22/4/2015).
Menurut Samsul, pedagang sempat meminta pasar dibangun bertingkat dengan lantai dasar sebagai lahan parkir. Namun Samsul menilai renovasi pasar dengan bertingkat bukan solusi yang tepat.
Dia mengatakan sudah banyak pasar dengan lebih dari dua lantai mangkrak karena tidak ada pedagang yang tertarik menggunakan. Dia menambahkan rata-rata pedagang tidak berkenan menempati selain lantai dasar.

sumber: Solopos.com || Kamis, 23 April 2015 06:10 WIB

Rabu, 08 April 2015

ANGIN KENCANG BOYOLALI 
Angin Ribut Terpa Andong, 2 Rumah Roboh


Warga dibantu aparat Polsek Andong, Rabu (1/4/2015), bekerja bakti membersihkan rumah milik Paniyem, 60, di Dukuh Duwet Desa Andong. Rumah itu roboh diterjang angin ribut, Selasa (31/3/2015). (Istimewa)
Rabu, 1 April 2015 16:15 WIB | 
Solopos.com, BOYOLALI – Dua rumah di Dukuh Duwet, Desa Andong, Kecamatan Andong, Boyolali, roboh saat hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan setempat, Selasa (31/3/2015)
Informasi yang dihimpun solopos.com, kedua rumah milik Paniyem, 60, itu rata dengan tanah setelah diterjang angin kencang sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelum rumah itu roboh, Paniyem beserta anaknya berada di dalam rumah.
Anak Paniyem, Ngatimin, 35, mengevakuasi Paniyem ke rumah saudaranya yang berada di depan rumah. Ngatimin Kemudian kembali ke rumah untuk mengambil sepeda motor. Di saat itulah tiba-tiba saja rumah Paniyem roboh.
“Ngatimin saat itu masih di dalam rumah, beruntung dia bisa berlindung di motor sehingga tidak tertimpa bangunan,” kata Kapolsek Andong, AKP Suwardiyono, kepada solopos.com, Rabu (1/4/2015).
Menurut Kapolsek, Ngatimin hanya mengalami luka di dahi sebelah kiri karena tertimpa pecahan genting. “Saat itu, Ngatimin langsung dibawa ke Puskesmas Andong, tapi sekarang sudah baikan. Tadi saja ikut kerja bakti,” ungkap Kapolsek.
Sementara itu, Kepala Desa Andong, M. Solikul, mengatakan tidak ada korban jiwa alam peristiwa ini. Namun kerugian diperkirakan mencapai Rp50 juta. Kades mengimbau kepada warga untuk tetap waspada mengadapi musim hujan seperti sekarang ini.
Sumber : solopos.com

Selasa, 17 Maret 2015

AIR BERSIH BOYOLALI
Calon Pelanggan PDAM Boyolali Dapat Subsidi Rp750.000

IIustrasi (JIBI/Dok)


Solopos.com, BOYOLALI - Calon pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Boyolali akan mendapatkan subsidi Rp750.000 untuk pemasangan sambungan air bersih.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Boyolali, Cahyo Sumarso, menyampaikan jika selama ini calon pelanggan dibebani biaya Rp1,7 juta untuk pemasangan sambungan rumah, dengan dana subsidi itu calon pelanggan hanya akan dikenai biaya Rp950.000.
“Calon pelanggan hanya membayar uang muka Rp150.000 per sambungan rumah, sisanya bisa diangsur selama dua tahun,” kata Cahyo, saat ditemui solopos.com, di ruang kerjanya, Selasa (17/3/2015).
Menurut Cahyo, PDAM Boyolali menerima dana hibah dari APBN senilai Rp21 miliar yang akan dimanfaatkan untuk mensubsidi pemasangan 7.000 sambungan rumah (SR) baru di tahun ini. Selain perluasan jaringan, dana hibah juga akan digunakan untuk penambahan air baku.
Dia mengatakan Subsidi pemasangan sambungan rumah bisa dinikmati seluruh masyarakat yang ingin menjadi pelanggan PDAM periode Februari hingga September 2015.
Cahyo juga menyebutkan hibah APBN dan subsidi yang ditawarkan untuk sambungan rumah baru harapannya mampu mendongkrak jumlah pelanggan PDAM Boyolali.
Di awal tahun ini, kata dia, sudah ada 4.000 calon pelanggan yang mendaftar di PDAM.